Cara Memilih Nama Parameter yang Sempurna
EchoAPI menyediakan saran penamaan parameter berbasis AI dan data tiruan realistis untuk menyelesaikan masalah nama parameter API yang tidak konsisten dan meningkatkan efisiensi pengembangan.
“Mereka bilang penamaan itu sulit. Mereka tak bilang kalau ini perlawanannya sampai jadi ‘boss battle’.”
Aku seorang frontend dev, sambilan jadi penjaga API, dan sepenuh hati menjadi pejuang nama parameter.
Kalau kamu pernah terpaku di sebuah endpoint sambil berpikir,
“Tunggu, apakah iniproduct_id
,prodId
, atau cukupid
saja?”
Tenang, kamu tidak sendirian. Aku sudah pernah mengalami itu. Terlalu sering, bahkan. Kadang aku merasa 30% pekerjaan adalah ngoding, dan 70%-nya adalah ganti nama-nama sampai gak ada yang protes saat PR review.
Hari ini aku akan membawa kamu melalui hari yang sangat nyata—dan sangat kacau—di Devland: di mana ketidakkonsistenan nama parameter hampir membuat kita gagal deadline. Hingga akhirnya aku menemukan senjata rahasia: EchoAPI.
Ayo kita bersiap!
Perangkap Penamaan
Waktu: 9:00 AM
Misi: Membangun endpoint pencarian produk
Input yang dibutuhkan: Product ID, kategori, rentang harga
Aku memulai dengan percaya diri. Menamai variabel layaknya warga terhormat Devtopia:
{
"productId": "12345",
"categoryName": "electronics",
"priceRange": "$100 - $500"
}
Tampak bersih. Terstruktur. Mudah dibaca.
Skor sempurna—aku siap muncul di Hacker News.
Tapi lalu aku kepo ke commit kemarin. Dan semuanya berantakan:
{
"prodId": "12345",
"cat": "electronics",
"price": "500"
}
Waduh.
cat
→ Bisa berarti kategori, kucing, atau typo daricut
.price
→ $500? Minimum? Maksimum? Total? Atau sekedar perkiraan?
Dan frontend langsung error karena nama key-nya berubah. Lagi.
Ini bukan API. Ini malah jadi teka-teki silang.
Kalau API kamu berasa tebak-tebakan, berarti belum layak untuk production.
Panggil Para Guru Penamaan (alias Google)
Beberapa menit menatap kekosongan langit—aku pun melakukan hal yang biasa dilakukan developer: Googling.
“API Naming Best Practices?”
Aku baca berbagai blog, panduan gaya, rantingan Reddit. Tapi kali ini aku langsung ke sumber: Google API Style Guide.
Ternyata, mereka sudah melewati perang penamaan ini dan selamat untuk menuliskannya. Ada beberapa aturan emas:
Aturan | Bahasa developer |
---|---|
✅ Semantik yang jelas | productId > id → Jadilah spesifik, bukan kabur |
❌ Hindari nama ambigu | data , value , info = konflik sudah pasti |
✅ Konsistensi itu kunci | Pilih satu gaya penamaan dan taati |
✅ Hindari singkatan | userEmail > usrEm → hemat huruf itu buang |
✅ Pasangan nama logis | startDate & endDate → Selalu berpasangan |
Penamaan itu adalah UX untuk developer.
Kalau setiap kali butuh dokumentasi untuk tahu nama variabelnya, kita punya masalah.
Pertarungan Nama Tim
Waktu: 2:00 PM
Tempat: Zoom call/balai chat dengan backend, QA, dan designer
Kita sedang integrasi flow pembayaran. Seharusnya mudah, ya?
Sampai kita sampai pada tahap menentukan nama.
- Aku bilang:
customerEmail
- Backend bilang:
user_mail
- QA test data:
"email123"
- Designer di Figma:
email address
Hasilnya? Menara Babel-nya parameter naming.
Satu hal sama, tapi semua tim menggunakan istilah berbeda.
Dan tentu saja, tiap-tiap merasa benar.
Saat itulah aku ingat sesuatu yang dibagikan rekan kerja: EchoAPI.
Dia seperti ChatGPT, tapi fasih berbicara Swagger dan OpenAPI.
Jadi aku coba mengetik:
“A user submits an order ID, picks a payment method, and enters an amount.”
EchoAPI mengembalikan:"order_id"
,"payment_method"
,"amount"
.

EchoAPI gak hanya mengeluarkan nama parameter—dengan fitur AI Generates Fake Data, ia mengisi data palsu yang pintar dan realistis, sesuai logika bisnis kita.
Gak cuma "123"
atau "test"
.
{
"order_id": "ORD12345",
"payment_method": "Credit Card",
"amount": 25.99
}
Ini berarti contoh API kita, test, dan dokumen langsung jadi terlihat profesional dan bermakna—hemat waktu dan menghindari kebingungan.
Sekarang ketika ada yang bertanya, “Kita panggil properti pembayaran user apa ya?”
Kita tidak berdebat.
Kita cukup bilang: paymentMethod — dan EchoAPI sudah menetapkan standar.
Ini bukan sekadar tool. Ini penenang argumen antar tim.
EchoAPI Utility Belt
Fitur | Kenapa Penting |
---|---|
Argument Diffuser | Menuntaskan debat value vs amount dalam tim |
AI Naming Suggestions | Deskripsikan logika, dapatkan nama parameter yang tepat |
Mock Data Kontekstual | Data palsu realistis sesuai konteks, bukan sekadar foo /123 |
One‑Click Docs | Hasilkan dokumentasi API lengkap dengan contoh penggunaan |
Reusable Param Groups | Simpan grup parameter seperti billingInfo , userAuth |
Smart Test Runner | Asersi visual, debugging trace, deteksi edge case built-in |
Style Switcher | Bisa langsung ganti snake_case ↔ camelCase sesuai kebutuhan |
Parameter Naming Cheat Sheet
Berikut cheat sheet yang selalu aku tempel di monitor:
Aturan | Contoh | Tips |
---|---|---|
Gunakan kata lengkap | productId > pid |
Mudah dibaca, bukan pintar-pintar |
Pasangan nama harus jelas | startDate + endDate |
Selalu sejalan |
Konteks penting | priceRange > price |
Jangan bikin dev jadi detektif |
Pilih gaya + konsisten | snake_case ATAU camelCase |
Putuskan sekali, terapkan terus |
Versi di URL, bukan nama fungsi | v1/order , bukan getOrderV1() |
Lebih bersih |
Gunakan EchoAPI | Serius, bikin rapat penamaan singkat | Satu hal praktis buat timkita |
🎬 Final – Saga Penamaan Berlanjut
Mari hadapi kenyataan: menamai sesuatu adalah salah satu tantangan tersulit di ilmu komputer. (Ya, bersama dengan cache invalidation.)
Tapi nama yang baik adalah hadiah untuk developer di masa depan.
Termasuk dirimu enam bulan dari sekarang saat kamu lupa apa arti xyzValue
.
Beruntung ada tools seperti EchoAPI — gak perlu lagi beradu argumen di whiteboard soal “isValid
atau validStatus
”.
Sekarang, kita bisa fokus pada sesuatu yang benar-benar penting:
membangun produk berkualitas dengan API yang jelas, mudah dipahami, dan manusiawi.
Dan kalau bisa menghindari munculnya file userDataFinalFinal_v2.json
lagi,
itu sudah kemenangan tersendiri.