Panduan Desain API: Penamaan Parameter Bergaya Google
Artikel ini membahas prinsip dan contoh nyata dari gaya penamaan parameter ala Google β termasuk cara memilih istilah yang tepat, menangani kata majemuk, serta menyeimbangkan antara kejelasan dan ringkasnya kode.
Dalam pengembangan API, keanggunan penamaan parameter secara langsung memengaruhi keterbacaan kode dan efisiensi kolaborasi tim. Penamaan parameter yang terstandar dan jelas tidak hanya mencerminkan kompetensi profesional pengembang, tetapi juga meningkatkan kemudahan penggunaan antarmuka. Artikel ini akan mengeksplorasi secara mendalam perlunya penamaan yang terstandar, dilengkapi dengan panduan gaya Google dan saran praktis. Mari bersama kita menuju proses pengembangan yang lebih efisien!
1. Penamaan Elegan vs. Abal-abal
Studi Kasus: Endpoint Pencarian Produk
Parameter yang dibutuhkan:
- ID produk
- Nama kategori
- Rentang harga
Penamaan yang disarankan (Google-style):
productIdβ langsung tahu ini ID-nya barang.categoryNameβ jelas ini nama kategori, bukan nama kucing.priceRangeβ range, bukan harga satuan.
Penamaan alay (jangan ditiru):
prodIdβ kepanjangan jadi apa? Production? Product? Producer?catNameβ bisa disalahartikan βnama kucingβ.priceβ single price atau range? Bingung.prβ butuh tebakan beruntun.
2. Prinsip Inti dari Google Style Guide

Google menerbitkan panduan desain API yang jadi rujukan dunia. Ringkasannya ada 6 poin:
- Bermakna β langsung menggambarkan fungsi.
Contoh:userRegistrationDate,productExpirationDate. - Hindari terlalu banyak singkatan.
PakairesourceIdentifier, bukanresId.
Kecuali singkatan umum sepertiid,url,api. - Konsisten & readable.
Kalau sudah pakaicamelCase, jangan tiba-tibasnake_case.orderStatus&paymentMethodbikin mata cepat scanning. - Deskriptif > pendek.
Lebih baik panjang tapi jelas:shippingAddressPostalCode. - Relevan secara bisnis.
startDate&endDateotomatis terasa range tanpa baca dokumentasi. - Tanpa ambiguitas.
Jangan pakaidata,info,itemsecara berulang tanpa konteks.
3. Problem Umum & Solusinya
Problem A β Vocabulary stuck
English-nya kita terbatas, jadinya nama parameter ngaco grammar-nya.
Solusi: pakai terjemahan sederhana, lalu cross-check di GitHub open-source atau kamus daring.
Problem B β Tim tabrak nama
Backend suka bikin custId, frontend pakai customerID.
Solusi: buat style guide internal, tetapkan camelCase atau snake_case, lalu enforce lewat code-review & linter.
Problem C β Deadline mepet, nama asal comot
Rilis MVP besok, jadi parameter jadi a1, b2, c3.
Solusi: alokasikan 15 menit refactor naming sebelum merge; atau pakai EchoAPI AI biar otomatis tergenerate rapi.
4. EchoAPI AI β Junior Dev yang Nggak Ngarep Gaji
Fiturnya:
- Deskripsikan parameter dalam bahasa natural.
- Klik βGenerateβ β keluar nama yang sudah sesuai gaya Google.
- Langsung copy-paste ke Swagger/Insomnia.
Contoh praktik:
Ketik:
βAPI pembayaran order butuh ID order, metode bayar, jumlah uang.β
Hasil:
orderIdpaymentMethodamount
Done. Tinggal masukin ke schema.
5. Update Kilat EchoAPI AI Edition
- Asisten AI + manajemen API: otomatis bikin test case, laporan, mock data.
- Automated testing: sudah support operasi DB, visual assertion, laporan SSE streaming.
- Optimasi UI & bug fixes: lebih ringan, nggak lemot di Chrome.
Penutup
Pakai prinsip Google + bantuan EchoAPI AI, penamaan parameter API nggak lagi bikin pusing. Tim backend, mobile, maupun QA bisa on the same page β coding lebih cepat, on-call lebih sedikit.
Download EchoAPI, coba fitur AI-nya, dan share pengalaman kalian di Twitter atau LinkedIn. Jangan lupa kasih tagar #DevID & #EchoAPI supaya saya bisa retweet!