Sudah lelah dokumentasi pakai Postman? Saatnya pindah ke EchoAPI yang serba otomatis!
Lepaskan diri dari kerja manual Postman — impor sekali, AI ubah koleksi jadi dokumen cantik sekejap.
“Hei, kamu sudah selesai dokumentasi API-nya?”
“Iya… hampir…” (keringat dingin sembari klik-tab Postman dengan panik, ogah nambah satu field description lagi)
Jujur saja: bagian tersulit dalam membuat API bukan endpoint-nya, bukan skema-nya, bahkan bukan validasi edge-case-nya.
Itu adalah dokumentasinya.
Postman memang alat luar biasa untuk debugging dan testing API. Tapi kalau soal menulis dokumentasi?
Nah, pisau Swiss Army itu tiba-tiba berubah jadi pisau mentega yang tumpul.
Postman boleh tambah deskripsi. Kalau niat tulis request dan response bodies, bisa juga.
Tapi semuanya manual, lama, dan—jujur—membosankan. Rasanya kayak mengisi spreadsheet sambil nguras tenaga batin.
Makanya kami bikin EchoAPI — sahabat baru kamu dalam dunia dokumentasi API.
EchoAPI adalah asisten dokumentasi, generator data mock, pengubah parameter massal, dan penerobos workflow sekaligus.
Bayangkan punya junior developer yang gemar menulis dokumentasi (dan nggak pernah protes).
Dari Postman ke EchoAPI dalam 3 Langkah — Bebas Kerjanya Manual
Kalau kamu sudah hidup dengan Postman, kami paham. Ganti alat itu seperti pindahan rumah: capek, ribet, dan penuh kotak kecil yang malas dibongkar.
Tapi dengan EchoAPI, migrasi dari Postman itu betulan semudah menyeduh kopi.
Begini caranya:
- Di Postman, ekspor koleksi kamu ⇒ pastikan formatnya v2.1.
- Login ke EchoAPI, pilih “Import from Postman.”
- Drop file-nya — boom! Koleksi API kamu langsung terimport, terstruktur, dan siap dipakai. Semua endpoint, parameter, dan method tertata rapi.
Ini bukan import ala nge-dump JSON aja. EchoAPI akan menganalisis, menstrukturisasi, dan memvisualisasikan data kamu agar langsung bisa dikembangkan.
Nggak pakai Postman? Nggak masalah:
Alat | Format |
---|---|
Swagger 2.0/3.0 | .json , .yaml |
Postman | v2.1 Collections |
cURL | Plain request strings |
Insomnia | v4 JSON |
Termasuk cURL? Yup. Copy request dari DevTools → paste ke EchoAPI → tiba-tiba jadi endpoint yang terdokumentasi lengkap.
Biarkan AI Menangani Hal Membosankan
EchoAPI bukan cuma untuk import. Kami ciptakan karena bosan sama kerja berulang.
Simak masalah sehari-hari yang EchoAPI bantu selesaikan.
Skenario 1: Menulis Deskripsi Parameter Itu Bikin Hilang Kreativitas
Kita semua pernah ngalamin:
Ada endpoint baru dengan 15 parameter. Semua sudah dites, ready to go. Tapi tiba-tiba:
“Tolong isi deskripsi masing-masing field ya, biar tim frontend nggak bingung.”
Mulai deh...
{
"userId": 123, // ID pengguna
"isActive": true, // Apakah pengguna aktif
"nickname": "Sam" // Nama panggilan pengguna
}
Kerjaan paling nggak kreatif sedunia, kan?
EchoAPI punya fitur AI yang otomatis isi deskripsi parameter.
AI menganalisis nama field dan konteks, lalu buat dokumentasi yang konsisten dan profesional.
Pilih fieldnya, klik sekali — beres.
Tidak ada lagi perasaan “kayak pernah nulis ini sebelumnya” alias déjà vu deskripsi.
Skenario 2: Bikin Data Mock Manual? Kayak Tahun 2003 Aja…
Anggap kamu lagi debugging API order. Butuh data testing yang mirip kenyataannya.
{
"userId": 42,
"productName": "Echo T-Shirt",
"price": 19.99
}
Dan harus bikin lagi, dan lagi…
EchoAPI punya AI-powered mock data generator. Masukkan kriteria seperti “order dengan userId, productName, dan amount”, hasilnya:
{
"userId": 1024,
"productName": "MacBook Pro 16",
"amount": 2499.99
}
Data realistis dan langsung bisa dipakai untuk testing, frontend mock, atau debugging edge-case.
Skenario 3: Update Parameter Satu-per-satu? Robot Saja yang Gak Manusiawi
Coba bayangin kamu tes 10 payload berbeda. Setiap kali harus ubah status
secara manual? Nggak banget.
EchoAPI bisa update batch parameter.
Ingin ubah semua instance status
dari pending
menjadi confirmed
dalam pengujian? Tinggal bilang:
“Semuastatus
jadiconfirmed
, ya.”
AI akan ganti semua — pintar banget karena paham struktur API.
Nggak perlu pindah tab, nggak ada typo, semua selesai otomatis.
Skenario 4: Dokumentasi API dengan Sekali Klik
Ini bagian paling keren:
Setelah API diimport atau dibuat manual di EchoAPI, kamu bisa generate dokumentasi lengkap sekali klik.
EchoAPI akan:
- Isi otomatis detail request/response
- Tambahkan contoh request/response
- Lengkapi deskripsi yang belum ada dengan AI
- Format jadi dokumen rapi dan struktur
Preview, export, dan share versi dokumentasinya — langsung siap tim atau klien.
Rasanya kayak punya intern dokumentasi yang nggak capek dan nggak kelupaan.
EchoAPI vs Postman — Perbandingan Jujur
Fitur | Postman | EchoAPI |
---|---|---|
Import banyak format | ❌ Hanya Postman | ✅ Swagger, cURL, Insomnia didukung |
Auto-complete deskripsi | ❌ Harus manual | ✅ AI otomatis |
Generate data mock | ❌ Manual (script) | ✅ Satu klik hasil mock |
Update parameter massal | ❌ Tidak tersedia | ✅ Fitur bawaan |
Generate dokumen sekali klik | ❌ Manual & lama | ✅ Full automated |
Preview real-time | ✅ Markdown biasa | ✅ Dokumen terstruktur & keren |
Kepuasan pengguna | 🫠 “Ya… bisa lah” | 😎 “Nggak bisa balik ke alat lama!” |
Kerja Lebih Ringan, Dokumentasi Lebih Bagus
Dokumentasi itu bukan opsi, bukan juga bonus. Dokumentasi adalah kontrak antara backend dan elemen tim (frontend, QA, dev luar, bahkan kamu sendiri di masa depan).
Tapi dokumentasi itu nggak harus menyebalkan.
EchoAPI memahami bagaimana dokumentasi bisa bikin pengembang produktif kalau dibuat gampang:
- Tidak mengetik berulang
- Tidak nulis belasan deskripsi manual
- Tidak bolak-balik antar-tools
EchoAPI = Minim Pekerjaan Ribet, Maksmalkan Kode
EchoAPI dibuat oleh pengembang yang benci kerja monoton, dan untuk pengembang yang menghargai kecepatan, kejelasan, dan ketenangan pikiran.
Cocok untuk:
- Tim yang masih pakai Postman tapi capek nulis dokumentasi
- Perusahaan API-first yang ingin dokumen siap sebelum deploy
- Dev solo yang handle testing, pengembangan, dan dokumentasi sendirian
🚀Testing lebih cepat
📄 Dokumentasi otomatis lebih rapi
🤖 AI handle kerja beratnya
Coba sekali — pasti kamu bakal heran kenapa dulunya masih manual.